Christine Hakim Bosan Jadi Orang Kampung Terus


Senin, 03 Februari 2014 21:48 wib | Alan Pamungkas - Okezone




Christine Hakim (Foto: ist)Christine Hakim (Foto: ist) JAKARTA - Christine Hakim merasa tertantang saat ditawari bermain film Retak Gading. Pasalnya, baru kali ini ia memerankan tokoh ibu dalam kehidupan modern.


"Terus terang saya jarang dapat peran menjadi ibu dalam kehidupan yang modern. Selama ini kan saya sering jadi orang desa seperti juga dalam film Sang Kiai. Jadi buat saya ada kerinduan memerankan ibu dalam kehidupan yang modern," kata Christine Hakim ditemui di kediamannya di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.


Cerita yang sederhana dalam film Retak Gading justru harus ia sampaikan dengan maksimal. Pesan yang sangat kuat dari kehidupan sebuah keluarga harus ia sampaikan ke masyarakat dengan mudah.


"Sebenarnya masalah ini banyak terjadi di sekeliling kita. Film ini memberi pesan moral kepada remaja agar berhati-hati dalam bergaul," lanjutnya.


Film besutan Bayu Pamungkas ini sejatinya bercerita tentang sebuah keluarga di mana Gading (Chelsy Liven) tak merasakan kebahagiaan dalam menjalani rumah tangga bersama dengan Bara (Amar Zonni). Gading harus merasakan bayang-bayang sang mantan (Detru Warmanto).


Sebetulnya, Bintang masih sayang dengan Gading. Namun, ia rela memutuskannya lantaran telah meniduri seorang wanita yang mengidap HIV. Hal itulah yang justru memutuskan hubungan Bintang dan Gading.


"Jadi film ini nggak bercerita soal hero atau yang besar-besar. Tapi hanya kehidupan sehari-hari dalam kehidupan kita tetap harus diwaspadai. Ya, kita saling mengingatkan dalam kehidupan modern seperti sekarang, karena kesibukan orangtua jadi jarang bertemu dengan anak," jelas Cristine.


Film produksi Kakilangit Film itu mengambil lokasi syuting dengan keindahan panorama Maluku utara seperti Sawarna, Morotai, Guraichi dan Tidore. Selain Christine Hakim, film Retak Gading yang akan dirilis dibioskop mulai 13 Februari 2014 ini juga melibatkan pemain lain, seperti Chelsy Liven (Miss Earth 2012), Jajang C. Noer, Detri Warmanto, dan Amar Zonni. (rik)