MUI Minta UGB Tak Peras Pasien lewat Kedok Sedekah Lagi


Rabu, 12 Maret 2014 17:45 wib | Alan Pamungkas - Okezone




UGB (Foto: Egie/Okezone)UGB (Foto: Egie/Okezone) JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjelaskan jika pengobatan UGB menyimpang dalam pengelolaan zakat, infak dan sedekah. Pembayaran zakat, infak dan sedekah itu dilakukan agar pasien berharap bisa sembuh dari penyakitnya. Hal itulah yang menjadi permasalahan utama dalam pengobatan UGB.


"Ada staf-staf ustadznya yang mengaitkan zakat, infak dan sedekah dengan pengobatan dan penyembuhan. Padahal dalam Islam, sedekah itu ikhlas, ini dikaitkan dengan penyembuhan, sehingga orang itu justru jadi takut," ungkap Yusuf Asri salah satu Tim Pengkajian MUI saat ditemui di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/3/2014).


Percampuran pengobatan dengan zakat, infak dan sedekah itulah yang tidak dibenarkan dalam pandangan MUI. Ke depan MUI berharap, UGB bisa membenahi manajemen dari pengobatan UGB.


"Praktik pengobatannya ada ketidakjelasan dari zakat. Zakat, infaq, sedekah, masih campur baur manajemennya. Ini kurang jelas manajemennya. Ini yang patut dibenahi. Ini jadi harus diperbaiki," tutup Yusuf Asri.


Seperti diketahui, UGB diadukan ke MUI karena sejumlah pasien merasa diperas. Para pasien dipaksa membayar sejumlah uang dengan alasan untuk sedekah. Bahkan, jika tak ada uang, pihak UGB meminta barang milik pasien seperti perhiasan, atau ternak. (rik)