Ustadz Solmed Pasang Tarif Dakwah, Umat Islam Meradang


Artis Terheboh 2013


Kamis, 26 Desember 2013 16:00 wib

Alan Pamungkas - Okezone

Ustadz Solmed & para ulama (Foto: Egie Gusman)


Ustadz Solmed & para ulama (Foto: Egie Gusman)

JAKARTA - Pemberitaan di tahun 2013 semakin heboh dengan Ustadz Soleh Mahmud (Solmed). Nama Solmed tercoreng akibat kisruh pemasangan tarif saat berdakwah.


Kisruh Solmed bermula dari undangan majelis Thoriqul Jannah yang berada di Hongkong. Mereka mengundang Solmed untuk berdakwah di depan TKI Hong Kong. Namun, di tengah perjalanan, Solmed menaikkan tarif dakwah dari 6.000 dolar Hong Kong menjadi 10 juta dolar Hong Kong.


Selain itu, menurut penuturan Khalifah, humas Thariqul Jannah EO yang mengundang Ustadz Solmed, suami April Jasmine itu meminta tiket pesawat dari dua tiket menjadi empat tiket.


Parahnya, Solmed juga meminta, hasil infak dibagi dua, untuk dirinya dan pihak majelis. Sontak, itu membuat pihak Thoriqul Jannah marah, hingga akhirnya membatalkan undangan tersebut.


Di sisi lain, Solmed pun melakukan pembelaan diri. Dia menilai, ada pihak-pihak yang sengaja memperkeruh suasana. Bahkan, dia menilai ada unsur komunis di tubuh PKI. Pernyataan ini kemudian membuat TKI Hong Kong gerah telah dicap komunis.


Lewat sosial media, Rihanu Alifa, seorang TKI Hong Kong, membuat surat keberatan dengan pernyataan komunis yang dilontarkan Solmed.


"Silakan saja, dosa ditanggung ustadz sendiri. Namun, jika konfliknya (kisruh pemasangan tarif) melebar sampai ustadz koar-koar di Twitter dengan menyatakan kecurigaan bahwa TKI hongkong adalah jaringan dari komunis itu sudah keterlaluan," tulis Rihanu.


Solmed pun menjadi buruan awak media. Kisruh itu turut membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara. Menurut MUI, tidak sepantasnya seorang pendakwah memasang tarif, tidak boleh ada komersialisasi dalam berdakwah. MUI pun meminta seluruh dai bisa introspeksi diri, dan berhati-hati dalam berucap.


Selain MUI, Front Pembela Islam (FPI) juga ikut berkomentar. Menurut FPI jika seorang pendakwah memasang tarif itu adalah bencana. FPI pun mengakui siap membuka posko pengaduan bagi masyarakat yang mendapati adanya ustadz memasang tarif. Namun, saat kasus pemasangan tarif mereda, kisruh Solmed-FPI semakin melebar.


FPI mengatakan, Solmed pernah mengancam dengan menggunakan pistol. Saat itu, Habib Selon sering mengkritisi gaya dakwah Solmed di majelis yang dikunjunginya.


Tidak terima dikritisi, Solmed mendatangi kantor FPI Pusat dan mengobrak-abrik sekaligus dengan nada ancaman. Namun, peristiwa tersebut dibantahnya.


FPI telah meminta MUI mengeluarkan fatwa terkait kasus ustadz memasang tarif. Namun, permintaan itu tidak ditanggapi pihak MUI. MUI menilai, masalah Solmed bukanlah masalah keumatan, tetapi perorangan. Sah-sah saja ustadz memasing tarif, tapi itu akan berdampak kepada dirinya sendiri.


Solmed akhirnya melakukan klarirfikasi terkait kisruh pemasangan tarif. Dia mengaku dakwah dengan ikhlas, namun pihak Thariqul Jannah lah yang membisniskan dengan menjual tiket. Dia juga tidak terima jika melakukan pembatalan sepihak.


Akhirnya, agar kasus itu tidak panjang, pada 27 Agustus 2013, Solmed pun wara-wari ke stasiun televisi untuk meminta maaf. Dia mengklaim, kisruh dengan mejalis Hong Kong telah tutup buku, dan dia bersedia jika diundang kembali ke Hong Kong.


(nsa)

mobile Nikmati berita terikini lewat ponsel Anda di m.okezone.com & bb.okezone.com untuk BlackBerry