JAKARTA - Festival Film Indonesia (FFI) 2014 akan digelar 6 Desember 2014 di Palembang. Pihak penyelenggara mengklaim banyak perubahan dalam FFI tahun ini.
Panitia yang diketuai Kemala Atmojo sepertinya sadar masalah hasil penjurian selalu saja menjadi polemik terbesar setiap kali penyelenggaraan FFI. Sebut saja ketika pada tahun 2006, sejumlah sineas yang dimotori Mira Lesmana, Riri Riza memprotes hasil FFI.
Mereka memprotes keputusan juri memenangkan film Ekskul sebagai film terbaik. Padahal, music score film tersebut dianggap menjiplak film lain. Tak ayal, pertama kalinya dalam sejarah, sebanyak 37 Piala Citra dikembalikan.
Sejak saat itu, perjalanan FFI seolah kurang mendapat antusiasme dari sejumlah sineas muda dengan tidak mengirimkan filmnya untuk mengikuti FFI. Tak dapat dipungkiri, sineas Tanah Air seperti terbelah kala itu. Namun, angin segar persatuan mulai tercium setelah tokoh yang selama apatis terhadap FFI mulai melunak.
"Riri Riza, Mira Lesmana, dan Nia Dinata yang sebelumnya memboikot FFI, kali ini mengontak saya akan ikut mendaftarkan filmnya di FFI 2014," kata Kemala.
Tak ingin mengecewakan kepercayaan yang diberikan kepadanya, Kemala membuat terobosan terkait format penjurian. FFI 2014 melibatkan 100 juri untuk kategori film bioskop. Sedangkan untuk kategori film pendek, film animasi, film televisi dan film dokumenter masing-masing berjumlah lima orang.
Hasil penilaian Dewan Juri film bioskop akan dikirim langsung kepada Akuntan Publik Independen, Deloitte yang merupakan salah satu perusahaan akuntan dan investasi terbesar dunia.
Deloitte akan menyerahkan hasil rekapitulasi tahap pertama kepada panitia saat pengumuman nomine. Film yang masuk nomine kemudian dikirim kembali kepada seluruh dewan juri untuk dinilai lagi guna menentukan pemenang. Format ini pun diklaim mirip seperti yang sudah dilakukan ajang Piala Oscar.
"Jadi penentuan pemenangnya tidak dilakukan melalui mekanisme rapat Dewan Juri seperti sebelumnya," katanya.
Tak hanya itu, ajang yang mengambil tema "Bangga Film Indonesia" tersebut juga mengembalikan bentuk Piala Citra seperti bentuknya semula yang pernah dirancang oleh pematung, Sidharta. Langkah ini juga tak lepas dari masukan yang menganggap bentuk Piala Citra baru yang pertama kali diganti pada 2008 terlihat aneh.
Perbedaan juga sepertinya akan terasa pada hak siar. Jika tahun sebelumnya FFI disiarkan di SCTV, tahun ini kemungkinan besar akan ditayangkan di TVRI. Bukan tanpa alasan pula, Kemala mengisyaratkan lebih memilih bekerjasama dengan TVRI. Berkali-kali berkerjasama dengan televisi swasta membuat Kemala dkk belajar banyak hal.
"Bahkan untuk band pengisi acaranya saja diatur. FFI tahun ini, kita tidak mau lagi disetir TV swasta," tegas Kemala yang disambut tepuk tangan.
Meski begitu, penyelenggara berharap banyak pada pemerintahan Jokowi-JK untuk mau menginstruksikan kepada seluruh televisi Tanah Air untuk menyiarkan malam puncak FFI secara langsung.
Dengan banyaknya perubahan itu, Reza Rahadian dan Christine Hakim yang menjadi Duta FFI 2014 berharap tidak ada lagi apatisme atau sinisme sejumlah sineas terhadap penyelenggaraan FFI.
"Semoga yang selama ini anti-FFI mau kembali. Sekarang rujukan penjuriannya dari Oscar. Sudah tidak ada alasan lagi. Ayo, mau protes apa lagi?," ucap Reza Rahadian. (rik)