Sejumlah organisasi jurnalis, mahasiswa, serta masyarakat menyaksikan film dokumenter berdurasi 40 menit ini. Setelah pemutaran, dilakukan diskusi dengan penonton untuk mengenang Udin, jurnalis yang dibunuh karena berita.
Ketua AJI Malang, Eko Widianto, mengatakan, film ini menjadi salah satu cara untuk mengingatkan masyarakat atas kekerasan yang dialami jurnalis saat menjalankan kerja jurnalistik.
Menurutnya, sebanyak delapan kasus pembunuhan jurnalis yang tidak terselesaikan sampai saat ini. Yakni, Naimullah (jurnalis Harian Sinar Pagi di Kalimantan Barat, ditemukan tewas pada 25 Juli 1997) dan Agus Mulyawan (jurnalis Asia Press di Timor Timur, 25 September 1999).
Selain itu, Muhammad Jamaluddin (jurnalis kamera TVRI di Aceh, ditemukan tewas pada 17 Juni 2003), Ersa Siregar, jurnalis RCTI di Nangroe Aceh Darussalam, 29 Desember 2003), dan Herliyanto (jurnalis lepas tabloid Delta Pos Sidoarjo di Jawa Timur, ditemukan tewas pada 29 April 2006).
Sekretaris LBH Pers Yogyakarta, Bambang Muryanto menjelaskan, film Years of Blur telah diputar di sejumlah Kota di Indonesia. Film ini diputar agar masyarakat mengingat masih ada pekerjaan rumah bagi aparat penegak hukum menuntaskan kasus pembunuhan jurnalis.
Sebelum diputar di Malang, Years of Blur diputar di Yogyakarta, Bandung, Semarang, Purwokerto, dan Surabaya. Serta bakal diputar di sejumlah perguruan tinggi di Malang.
Udin terbunuh 16 Agustus 1996 setelah tiga hari dirawat di rumah sakit karena dipukul kepalanya oleh orang tidak dikenal. Pembunuhan Udin terkait tulisannya yang dikenal kritis terhadap pemerintah.
(nsa)