Sabtu, 17 Agustus 2013 19:35 wib
Maria Cicilia Galuh - Okezone
Elysium (foto: ist)
JAKARTA- Dalam mitologi Yunani, Elysium atau Elisian adalah alam yang dihuni para pahlawan, tokoh suci, dan sosok pilihan dewa. Penghuninya tetap hidup meski sudah mati. Bahkan, kehidupan mereka sangat bahagia dan sempurna di ‘dunia bawah’ sana.
Konsep serupa diimpikan tokoh Max da Costa, yang diperankan Matt Damon. Bedanya, Elysium berbentuk stasiun luar angkasa tahun 2154, yang hanya dihuni para konglomerat. Manusia superkaya hidup tenang dengan fasilitas kesehatan, lingkungan yang nyaman, dan udara bersih. Tidak ada penyakit yang tak tersembuhkan. Bahkan, kematian pun bisa dicegah lewat teknologi canggih.
Sementara di bumi, orang miskin seperti Max harus bergulat dengan polusi udara, penyakit, kemiskinan, dan tindak kriminal. Terlebih setelah sekarat karena terpapar radiasi, Max harus mengakses alat terapi yang hanya tersedia di Elysium.
Karena bukan warga Elysium , Max berencana menjadi imigran gelap dengan menumpang kapsul antariksa, yang dikelola geng penjahat di Los Angeles. Syaratnya, Max diminta mengunduh isi otak warga Elysium, agar datanya bisa ditiru penduduk bumi.
Masalahnya, sistem Elysium dijaga ketat oleh Menteri Pertahanan Delacourt (Jodie Foster). Dibantu prajurit bayaran, Delacourt menjalankan misi tersembunyi untuk melindungi Elysium. Belum lagi konflik dari sahabat masa kecilnya, yang tak gentar masuk Elysium untuk mendapat pengobatan terbaik.
Meski ceritanya fiksi dan sangat menunjukkan sisi futuristik, Elysium sebenarnya menggambarkan kondisi dunia saat ini. Masalah kapitalisme, kesenjangan sosial, mahalnya biaya kesehatan, dan problem imigrasi dikisahkan dalam adegan menegangkan yang bertempo cepat.
Oleh karenanya, film garapan Neill Blomkamp ini, merupakan sebuah hiburan yang pas bagi anda pencinta topik sosiologi dan politik.
(gal)
Nikmati berita terikini lewat ponsel Anda di m.okezone.com & bb.okezone.com untuk BlackBerry
