Saat Wolverine Harus Memilih Jadi Manusia atau Monster


Kamis, 25 Juli 2013 11:12 wib

Maria Cicilia Galuh - Okezone

The Wolverine (foto: ist)


The Wolverine (foto: ist)

JAKARTA – Jika Anda penggemar serial X-Men, sepertinya film The Wolverine sangat sayang jika sampai dilewatkan.


Film yang diproduseri Hugh Jackman, sekaligus sebagai pemeran Logan/Wolverine ini mengambil latar belakang zaman Perang Dunia II. Di sini, penonton akan dibawa ke dalam pengalaman Logan yang menolong seorang serdadu Jepang.


Awalnya, Logan berniat membantu kawan lamanya, Yashida, konglomerat yang pernah menjadi tentara saat peristiwa bom nuklir Nagasaki. Namun, maksud baik itu dibalas ambisi terpendam Yashida.


Menjelang akhir hayatnya, Yashida menawarkan pilihan pada Logan, yakni kemampuan menjadi tua dan mati layaknya manusia normal. Namun, Logan diminta mengalihkan kekuatannya sebagai Wolverine kepada pihak lain. Sayangnya, Logan menolak tawaran tersebut mentah-mentah, dan justru membuat nyawa Marko, cucu Yashida, terancam.


Dalam film produksi Marvel Entertainment ini, Logan tidak hanya menghadapi yakuza, ninja, dan samurai, tetapi juga misteri kejahatan industrialis lengkap dengan segala sisi mistiknya. Karena itu, dalam beberapa adegan, temponya diperlambat untuk menjelaskan berbagai konsep budaya Jepang.



The Wolverine
akan menjelaskan sebuah visualisasi dan pola film yang berbeda dari kelima seri X-Men sebelumnya. Selain itu, di tengah beragam konflik dan berbagai perkelahian, Wolverine justru harus berhadapan dengan pertarungan hebat dalam hatinya, apakah tetap ingin menjadi monster atau manusia biasa.


(gal)

mobile Nikmati berita terikini lewat ponsel Anda di m.okezone.com & bb.okezone.com untuk BlackBerry